Menurut Dudung yang juga Ketua Panitia UN, sejumlah siswa di salah satu SMK mengaku mendapatkan SMS jawaban UN yang dikirim secara berulang kali, bahkan ada salah seorang siswa yang mendapatkan empat SMS jawaban UN untuk satu pelajaran yang sama. Namun, jawaban satu SMS dengan SMS yang lainnya ternyata berbeda.
“Jawaban yang beredar melalui SMS tersebut tidak benar dan sangat menyesatkan siswa. Kami berharap agar siswa percaya diri dan tidak percaya begitu saja dengan ulah orang-orang yang tidak bertanggung jawab,” imbau Dudung.
Memasuki hari ketiga UN SMA/SMK/MA di Kabupaten Cirebon, Dudung Mulyana menilai pelaksanaan UN tidak menemui kendala, seperti tidak ditemukannya soal-soal yang bocor atau rusak, maupun kendala lainnya yang berarti, termasuk menyangkut pengamanan soal.
“Kami optimistis pelaksanaan UN tahun ini bisa berjalan dengan lancar berkat kerja sama semua pihak, termasuk kepolisian yang turut memberikan pengamanan di sekolah-sekolah selama pelaksanaan UN,” ucap Dudung.
Hingga hari ketiga pelaksanaan dana UN belum turun ke sekolah, pelaksanaan UN tetap berjalan meski akhirnya Dinas Pendidikan (Disdik) setempat menggunakan dana talangan untuk pelaksanaan UN. “Karena belum cair meski UN sudah dilaksanakan, kami terpaksa menggunakan dana komite yang ada di sekolah,” kata Kepala Sekolah Menengah Negeri 1 Sumber, Kabupaten Cirebon, Tarno.
Informasi yang diperoleh, total dana UN yang diterima Disdik Kabupaten Cirebon tahun ini sebesar Rp 139.908.000. Dana UN yang diterima dari Pemprov tersebut lebih banyak dikonsentrasikan untuk honor pengawas yang jumlahnya mencapai Rp99.400.000.
Total jumlah pengawas sebanyak 568 orang, masing-masing mendapat honor Rp175 ribu per orang untuk pengawasan selama lima hari. Sisanya untuk biaya operasional, seperti untuk sosialisasi, biaya pengambilan soal dan lain sebagainya.
Postingan
0 komentar:
Posting Komentar